UJI KUALITAS SUSU

BAB I

PENDAHULUAN


Susu adalah salah satu dari hasil ternak selain daging dan telur. Susu merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi seimbang. Susu dipandang sebagai bahan mentah yang mengandung sumber zat-zat makanan penting. Penyusun utamanya adalah air, protein, lemak, mineral dan vitamin.

Kualitas atau mutu susu merupakan bagian penting dalam produksi dan perdagangan susu. Derajat mutu susu hanya dapat dipertahankan selama waktu tertentu, yang selanjutnya akan mengalami penurunan dan berakhir dengan kerusakan susu.


BAB II

PEMBAHASAN


Standar Mutu Susu

Mutu atau kualitas susu merupakan hubungan sifat-sifat susu yang mencerminkan tingkat penerimaan susu tersebut oleh konsumen. Sifat-sifat tersebut meliputi sifat fisik, kimiawi, dan mikrobiologi. Sifat fisik susu menunjukkan keadaan fisik susu yang dapat diuji dengan peralatan tertentu atau panca indera. Sifat fisik susu yang dapat diuji dengan alat antara lain berat jenis, kekentalan. Sedangkan sifat yang dapat diuji dengan pancra indera yaitu bau, rasa, warna, dan konsistensi.

Sifat kimiawi susu menunjukkan komposisi zat gizi serta kandungan zat kimia tertentu termasuk adanya cemaran. Sifat mikrobiologis susu menunjukkan jumlah mikroba yang ads didalam susu serta beberapa parameter lain yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroba.

Dalam praktek, mutu susu sering disebutkan berdasarkan kelompok sifatnya sehingga dikenal mutu fisik susu, mutu kimiawi susu, ataupun mutu mikrobiologis susu. Bahkan dalam menguji mutu susu sering hanya dilakukan terhadap beberapa atribut yang dianggap penting, misalnya bobot jenis, kadar lemak dan total bakteri. Akan tetapi secara menyeluruh mutu susu harus menggambarkan sifat-sifat susu yang mencakup sifat fisik, kimiawi dan mikrobiologis. Gabungan basil penilaian sifat-sifat susu akan mencerminkan nilai atau derajat mutu susu. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) mutu susu segar yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan seperti tercantum pada Tabel 1.

Pemeriksaan Warna

Prinsip : Warna air susu menunjukkan adanya zat/materi tertentu di dalamnya.

Alat Bahan : Tabung reaksi, air susu.

Prosedur :Air susu dituang dalam tabung reaksi, kemudian
diamati warna yang ada.

Warna susu yang normal adalah putih kekuningan. Warna putih disebabkan karena refleksi sinar matahari dengan adanya butiran-butiran lemak, protein dan garam-garam didalam susu. Warna kekuningan merupakan cerminan warna karoten dalam susu. Diluar batas warna normal tersebut, kadang dijumpai susu berwarna kebiruan, kemerahan, atau kehijauan. Warna kebiruan kemungkinan diakibatkan berkembangnya bakteri Bacillus cyanogenes atau kemungkinan susu ditambafi air. Warna kemerahan sering disebabkan adanya butir eritrosit atau hemoglobin akibat ternak yang diperah mengalami sakit, khususnya mastitis. Adapun warna kehijauan kemungkinan merupakan refleksi kandungan vitamin B kompleks yang relatif tinggi.

Cara pengujian warna susu yaitu dengan menempatkan beberapa mililiter susu kedalam tabung reaksi dan kemudian diamati warnanya. Untuk mempertegas warna susu, dibelakang tabung dapat diberi kertas berwarna putih.

Tabel 2. Warna air susu dan materi penyebabnya

Putih

Kebiru­biruan

Kuning Merah Kehijauan

Refleksi dari butir-butir lemak, bahan keju dan garam-garam terhadap sinar matahari.

Adanya penambahan air (diharapkan dalam penjualan air susu digunakan wadah transparan)

Kandungan karoten

Eritrosit-eritrosit atau haemoglobin Kandungan vitamin B Kompleks

Pemeriksaan Bau

Alat bahan : Tabung reaksi, kapas penutup, penjepit tabung reaksi, dan air susu.

Prosedur : Masukkan air susu kedalam tabung reaksi, tutup.

Susu segar yang normal mempunyai bau yang khas terutama karena adanya asam-asam lemak. Bau tersebut dapat mengalami perubahan, misalnya menjadi asam karena adanya pertumbuhan mikroba didalam susu, atau bau lain yang menyimpang akibat terserapnya senyawa bau dari sekeliling oleh lemak susu. Bau pakan dan kotoran yang ada didekat wadah susu juga akan mudah mempengaruhi bau susu tersebut.

Uji bau dilakukan dengan cara memasukkan susu kedalam tabung reaksi dan ditutup dengan kapas. Tabung berisi susu tersebut segera dihangatkan. Pada suhu 35°C sambil dikocok atau digoyang perlahan-lahan dan hati-hati, kemudian tutup kapas dibuka dan dibau.

Pemeriksaan Rasa

Prinsip : Kandungan laktosa susu dalam air susu berpengaruh terhadap rasa kemanisannya.

Prosedur : Air susu diambil menggunakan pipet beberapa tetes, kemudian rasakan.

Susu segar yang normal adalah sedikit mans yang ditimbulkan karena kandungan laktosa didalam susu. Tingkat kemanisan susu bervariasi tergantung tinggi rendahnya kandungan laktosa. Adanya garam juga mempengaruhi rasa susu.

Rasa dan bau susu sering kali sulit dipisahkan dan keduanya bergabung menghasilkan kesan spesifik yang disebut sebagaiflavor susu. Potineni and Peterson (2005) melaporkan bahwa senyawa vanilin didalam susu yang terdegradasi menjadi asam vanilat dapat menyebabkan Off-flavor selama penyimpanan. Degradasi tersebut terkait erat dengan reaksi oksidatif dari enzim xanthine oksidase yang secara intrinsik ada didalam susu. senyawa lain yang ikut berperan menentukanflavor susu adalah beberapa senyawa phenol khususnya alkyl-phenol (Kilic and Lindsay, 2005).

Uji rasa dilakukan dengan cara mengambil beberapa tetes susu kemudian dirasakan. Akan tetapi bila bau susu sudah sedikit asam, maka disarankan untuk tidak melanjutkan uji rasa.

Pemeriksaan Konsistensi

Prinsip : Konsistensi air susu dipengaruhi oleh penambahan materi.

Alat bahan : Erlenmeyer, air susu.

Prosedur : Air susu dimasukkan ke dalam erlenmeyer, lalu digoyang perlahan-lahan, amati dinding Erlenmeyer apakah ada endapan atau tidak.

Konsistensi susu menunjukkan imbangan jumlah air dan bahan padat yang ada d idalam susu sebagai suatu emulsi yang baik. Apabila ke dalam susu ditambahkan bahan-bahan tertentu maka konsistensi susu dapat berubah, sehingga sistem emulsi terganggu dan beberapa komponen susu terpisah dari air.

Cara pengujian konsistensi susu yaitu dengan menempatkan 20-50 ml susu kedalam tabung erlenmeyer, kemudian tabung digoyang perlahan-lahan. Selanjutnya dinding tabung diamati dan jika ada endapan pada dinding tabung maka konsistensi susu dianyatakan tidak normal.

Pemeriksaan Masak

Prinsip : Air susu yang berkualitas balk tidak pecah bila dipanaskan.

Alat bahan : Tabung reaksi, penjepit tabung, pemanas, air susu.

Prosedur : Masukkan 5 ml air susu kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan. Setelah mendidih lalu didinginkan dan diamati apakah terbentuk endapan atau tidak dan diamati apakah susu pecah atau tidak. Percobaan pemeriksaan masak dilakukan secara duplo.

Susu segar yang berkualitas baik tidak akan pecah (menggumpal) bila dipanaskan/dididihkan pada waktu tertentu. Sebaliknya, susu yang bermutu jelek akan mengalami penggumpalan bila dipanaskan. Terjadinya penggumpalan diakibatkan oleh adanya asam yang dihasilkan oleh mikroba dari peruraian laktosa. Asam tersebut mengakibatkan protein susu mudah mengalami denaturasi dan penggumpalan bila dilakukan pemanasan. Jadi, susu yang telah banyak ditumbuhi mikroba akan menjadi asam dan mudah pecah bila dipanaskan.

Cara pengujiannya yaitu dengan memasukkan 5 ml susu kedalam tabung reaksi dan dipanaskan. Setelah mendidih lalu didinginkan dan diamati adanya endapan atau gumpalan-gumpalan kecil pada Binding tabung. Bila terbentuk gumpalan, uji didih dinyatakan positif. atau susu disebut pecah. Artinya susu bermutu jelek. Sebaliknya, bila tidak terbentuk gumpalan maka uji didih dinyatakan negatif, yang artinya susu bermutu baik.

Pemeriksaan Alkohol

Prinsip : Koagulasi protein susu pada saat ditambah alkohol karena keasaman

Alat bahan : Tabung reaksi dan pipet berskala, air susu, alkohol 70%.

Prosedur : Pada uji alkohol dilakukan dua tahap pengujian

1. Susu sebanyak 5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian, ditambahkan alkohol 70 % sebanyak 5 ml.

2. 5 ml air susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan alkohol 70 % sebanyak 10 ml.

Pengujian tahap dua dilakukan jika pada pengujian pertama tidak terjadi penggumpalan/air susu tidak pecah.

Untuk mengetahui kemunduran kualitas susu dapat jugs diketahui dengan uji alkohol. Prinsip, uji alkohol mirip dengan uji masak, yaitu untuk mengetahui susu pecah dengan penambahan alkohol.

Prosedur uji alkohol yaitu dengan cara memasukkan 10 ml susu ke dalam tabung reaksi besar kemudian ditambahkan 10 ml alkohol 70% dan digojog pelan-pelan. Apabila terjadi endapan pada dinding tabung, maka uji dinyatakan positff atau susu disebut pecah.

Uji Reduktase

Prinsip :Enzim reduktase ini mereduksi zat warna

biru dari MB (Methylen Blue) menjadi larutan tak

berwarna.

Alat dan bahan :Tabung reaksi, inkubator, pipet, pengukur

volume, stopwatch, air susu, methylen blue, parafin

cair.

Percobaan :Terjadi perubahan warna.

Prosedur :10 ml air susu dimasukkan ke dalam tabung

reaksi, kemudian ditambah dengan 0,25 ml MB

kedalam air susu tersebut dan dikocok-kocok

sampai homogen. Campuran air susu dan MB

dalam tabung reaksi tersebut kemudian ditutup dengan

parafin cair. Selanjutnya diinkubasi pada suhu

37°C, setiap 30 menit diamati perubahan warna

yang terjadi.

Tujuan uji reduktase adalah untuk memprediksi jumlah mikroba didalam susu, sehingga kualitas susu dapat ditentukan. Pada prinsipnya mikroba didalam susu menghasilkan enzim reduktase yang dapat mereduksi zat warna biru. dari "methylen blue" (MB) menjadi tak berwarna. Apabila kedalam susu dimasukkan sejumlah tertentu MB, maka susu tersebut berwarna biru dan dalam waktu tertentu warna biru tersebut berangsur-angsur hilang. Lama waktu hilangnya warna biru atau waktu reduksi menunjukkan banyak sedikitnya jumlah mikroba didalam susu. Semakin banyak mikroba berarti semakin banyak pula enzim reduktase yang dapat mereduksi warna biru MB, sehingga waktu reduksi menjadi pendek dan demikian pula sebaliknya.

Uji reduktase dilakukan dengan cara menempatkan 20 ml susu kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan MB (0,0075%) sebanyak 0,5 ml dan tabung ditutup dengan plastik atau paraffin cair serta di kocok-­kocok. Tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37°C dan diamati perubahan warna yang terjadi pada menit ke-20 dan ke-60 serta selanjutnya setiap satu jam. Berdasarkan waktu reduksi dapat ditentukan kualitas susu yang diuji

Pemeriksaan Total Asam

Prinsip :Alkali akan menetralkan asam bila keduanya

dicampur

Alat dan bahan :Buret dengan skala 0,1 ml, Tabung

pengukur, Botol Erlenmeyer 100 ml dua buah,

larutan NaOH 0,1 N, Larutan PP 1%

Prosedur :Kedalam 2 botol erlenmeyer diisikan masing-

masing 25 ml air susu. Ke dalam tabung

ditambahkan beberapa tetes (± 0,5 ml) larutan PP.

Kemudian titrasi air susu larutan dalam

Erlenmeyer tersebut sehingga warna merah muda

tak hilang bila di kocok. Botol kedua dititrasi pula

clan dipakai sebagai pembanding.

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui derajad keasaman susu. Semakin besar derajad keasaman susu, semakin buruk kualitas susu segar. Derajad keasamanmenunjukkan banyak sedikitnya asam yang terbentuk didalam susu akibat pertumbuhan mikroba. Berda­sarkan pengertian tentang keasaman susu (pada Bab 2), maka yang diukur dalam pengujian ini adalah titratable acidity.

Bahan yang digunakan untuk uji keasaman adalah larutan NaOH 0,25 N dan larutan indikator pp, 2%. Sedangkan peralatan yang diperlukan meliputi buret dengan skala 0,1 ml, labu ukur dan tabung erlenmeyer 100 ml. Secara ringkas prosedur uji keasamanan yaitu dimulai dengan memasukkan 50 ml susu kedalam erlenmeyer dan kemudian ditambah larutan indikator pp, 2% beberapa tetes (sekitar 0,5 ml). Susu ini dititrasi dengan NaOH 0,25 N yang telah ditempatkan didalam buret hingga wama merah muda tidak hilang bila dikocok. Derajad keasaman dihitung berdasarkan jumlah ml NaOH yang diperlukan untuk titrasi.

Penetapan kadar total asam dihitung dalam persen setara asam laktat dapat ditentukan sebagai berikut (Lampert, 1970). Sampel susu sebanyak 9 gram atau 10 mlditetesi phenolphathalein (pp) 1% sebanyak 3 tetes dan kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Titrasi diakhiri ketika warna sampel berubah menjadi merah muda dan tidak berubah. Total asam ditentukan dengan rumus:

V1xNxB

Total Asam = ---------- X100%

V2 x 1000Keterangan:

V1 = Volume NaOH (ml)

N = Normalitas NaOH

B = BM Asam Laktat (90)

V2 = Volume sampel yang dititrasi

Ada beberapa penjelasan yang perlu diketahui dalam penentuan keasaman susu setara asam laktat. Setiap mililiter 0,1 N alkali (NaOH) akan menetralkan 0,009 g asam laktat. Jika 9 g susu diencerkan 2x volumenya dengan H20, kemudian dititrasi, maka setiap ml 0,1 N naOH yang digunakan setara dengan 0,1% asam laktat. Larutan pp 1% digunakan sebagai indikator untuk titrasi. Larutan ini tidak berwarna didalam suasana asam dan berwarna merah muda (pink) didalam suasana alkali. Penggunaan larutan pp sekitar 2 ml.

Pemeriksaan pH

Alat dan bahan :Cara praktis yang sering digunakan ialah pH

meter elektronis, beker gelas, kertas saring. air

susu, larutan Buffer, Aquadest

Prosedur : pH meter elektronis

1. Hidupkan ON/OFF

2. Sebelumnya dibersihkan katoda indikator dengan aquades sehingga netral (pada pH tertera 7)

3. Kemudian bersihkan dengan tissue

4. Siapkan air susu pada beker gelas

5. Celupkan katoda indikator tetapi sebelumnya hares pada posisi nol, sehingga kita akan menclapatkan nilai pH yang sebenarnya dari air susu.

Nilai pH merupakan cerminan jumlah ion H+ dari asam didalam susu yang diakibatkan oleh pertumbuhan mikroba. Tujuan dari uji pH adalah mengetahui tingkatkeasaman susu sehingga dapat diperkirakan tingkat kualitas dan keamanan susu untuk dikonsumsi.

Cara praktis uji pH yang Bering digunakan yaitu dengan menggunakan pH meter elektrik. Pada prinsipnya berbagai macam (merk) pH meter dapat digunakan. Sebagai kontrol digunakan larutan bufer (pH 4 dan 7) dan/atau akuades (pH 7). Susu yang baik mempunyai pH sekitar 6,3-6,8.

Pemeriksaan Berat Jenis

Prinsip :Benda yang dimasukkan kedalam cairan menclapat gaga

keatas sebesar berat air yg dipindahkan

Alat dan bahan :Gelas Ukur Volume 500 ml clan Laktodensimeter,

air susu

Prosedur percobaan :

1. Pemeriksaan berat jenis sebaiknya dilakukan 3 jam setelah air susu diperah.

2. Pengadukan air susu harus sempurna.

3. Tuangkan air susu kedalam tabung tanpa menimbulkan buih ± 500 mi.

4. Masukkan Laktodensimeter secara perlahan-lahan ke dalam gelas ukur yang berisi air susu.

5. Setelah tenang, bacalah skala berat jenis (BJ).

6. Baca suhu air susu.

7. Apabila berat jenis menunjukkan lebih dari skala desimal harus ditaksir.

8. Dilakukan 3 kali pengamatan (dengan sedikit sentuhan padalaktodensimeter).

Berat jenis dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Berat Jenis

= 1 + Skala + (27,5 – T) x 0,0002

1000

T = Suhu susu

Bobot jenis atau berat jenis merupakan perbandingan berat dari sejumlah volume susu yang dapat mencerminkan kemurnian susu tersebut. Bobot jenis susu yang normal adalah sebesar 1,0260-1,0280. Apabila bobot jenis susu lebih rendah dari nilai tersebut maka menunjukkan adanya penambahan air kedalam susu. Sebaliknya bila bobot jenis lebih besar dari standar berarti ada kemungkinan penambahan suatu bahan padat kedalam susu.

Alat yang digunakan untuk uji bobot jenis yaitu Laktodensimeter, gelas ukur volume 500 ml dan termometer. Caranya, susu diisikan kedalam gelas ukur,kemudian laktodensimeter dimasukkan/dicelupkan kedalam susu tersebut dan selanjutnya dibaca skala laktodensimeter. Hasil pembacaan nilai bobot jenis susupada suhu tertentu harus dikonversikan ke nilai bobot jenis pada suhu 27,5°C.

Pemeriksaan Kadar Lemak

Prinsip :Dapat mengetahui kadar lemak susu sehingga dapat

memperkirakan mutu/kualitas air susu.

Alat dan bahan : Beker gelas, Pipet Scala, Centrifuge, Butyrometer,

Penangas Air, Sumbat karet, H2SO4 91 % - 92 % , Amyl

alkohol, air pangs ± 650C

Prosedur percobaan : Metode GERBER

1. Air susu diaduk hingga sempurna bercampur, dituang dalam beker gelassatu yang lain

2. Beri tanda sampel pada Butyrometer dengan mulut diatas.

3. Kedalam masing-masing Butyrometer diisi 10 ml H2SO4 dari pipet (mulutpipet diletakkan ke dinding Butyrometer) dan air susu 11 ml dialirkan pelan­pelan. Sedemikian pula sehingga kedua cairan tersebut tetap terpisah.

4. Isikan masing-masing 1 ml amyl alkohol dari pipet otomat kedalam butyrometer.

5. Butyrometer disumbat dengan penyumbat karet yang diputar sedalam­dalamnya.

6. Butyrometer satu persatu dibungkus dengan lap clan clikocok dengan sempurna sehingga ticlak terdapat bagian-bagian yang padat, warns menjadi keunguan.

7. Masukkan Butyrometer ke dalam penangas air selama 5 menit dengan suhu 65°C (bagian skala harus selalu diatas).

8. Aturlah sumbat sehingga seluruh lemak berada dalam skala.

9. Masukkan butyrometer ke dalam sentrifuge/pemusing (skala dipusat).

10. Pusingkan selama 3 menit dengan kecepatan 1200 rpm.

11. Penyumbat diatur sedemikian rupa sehingga lemak berada di bagian yang berskala.

12. Masukkan ke dalam alat penangas lagi selama 5 menit pada suhu 56°C.

13. Butyrometer di lap clan skala dibaca.

Penentuan kadar lemak susu dapat dilakukan dengan beberapa metode menggunakan alat tertentu seperti Babcock, Gerber, Te-sa, Mojonier, Soxhlet dan Milko-Tester (Hadiwiyoto, 1983). Prinsip uji kadar lemak susu dengan metode Babcock, Gerber dan Te Sa adalah memisahkan lemak dengan cara menambahkan asam sulfat ke dalam susu dan kemudian diikutipemusingan (sentrifus). Lemak yang terpisah tersebut ditentukan jumlahnya berdasarkan skala yang ada pada alat. Sebagai contoh, penentuan kadar lemak susu dengan metode Gerber dilakukan dengan cara memasukkan 11 ml H2SO4 ke dalam tabung Gerber. Ke dalam tabung tersebut segera dimasukkan 11 ml susu dan 1 ml amyl alcohol, kemudian tabung ditutup rapat dan dikocok dengan kuat sehingga terbentuk warna ungu kehitaman. Setelah itu tabung disentrifuse selama beberapa merit dan selanjutnya dipanaskan dalam penangas air. Dengan cara ini lemak susu akar terpisah danjumlahnya dapat ditentukan dari skala pada tabung.

Prinsip kerja metode Mojonnier dan Soxhlet adalah mengekstrak lemak susu menggunakan suatu pelarut seperti petroleum eter, etil eter atau pelarut lemak lainnya. Selanjutnya dilakukan pemisahan lemak dengan pelarutnya, sehingga jumlah lemak dapat ditentukan. Pengujian dengan Milko-tester susu, yang kemudian ditransformasi menjadi energi listrikmenunjukkan sinyal besarnya kadar lemak.

Lemak susu juga dapat dianalisis dengan metode spetroskopi, misalnya dengan infra merah (IR, infra red atau NIR, near infrared) dan modifikasinya. Ohtani et al. (2005) melaporkan tentang analisis lemak susu dengan metode spektroskopi menggunakan probe serat optic tipe insersi telah digunakan di lapangan (dairy farm).

Pengukuran viskositas

Prosedur : Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan

alat viskotester VT-03. Viskotester tersebut terdiri dari 3

rotor yaitu rotor 1, rotor 2, rotor 3 dengan kisaran masing-

masing 30 - 200 poise, 15 - 30 poise, 0,3 - 15 poise. Air

susu yang telah disiapkan kemudian dimasukkan ke dalam

wadah. Selanjutnya dipilih rotor 3 dan dipasangkan pada

viskotester. Tombol ditekan kearah “on” sehingga jarum

viskotester akan bergerak menunjukkan angka-angka. Jika

gerak jarum sudah stabil dalam menunjukkan satu angka

tersebut merupakan besarnya viskositas air susu yang

diukur.

Faktor yang mempengaruhi viskositas susu ialah konsentrasi dan keadaan protein, konsentrasi dan keadaan lemak, susu dan lamanya susu disimpan. Susu lebih berat dari air karena susu merupakan suatu sistem koloidal kompleks, yaitu air sebagai medium dispersi antara lain mengandung garam-garam dan gula dalam larutan.


BAB III

PENUTUP


Susu merupakan salah satu dari hasil ternak selain daging dan telur. Susu merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi seimbang. Susu dipandang sebagai bahan mentah yang mengandung sumber zat-zat makanan penting. Penyusun utamanya adalah air, protein, lemak, hidrat arang, mineral dan vitamin.

Penanganan susu mulai dari peternak sampai industri pengolahan susu membutuhkan waktu yang cukup lama. Keadaan ini sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi awal mikroba yang mengakibatkan menurunnya kualitas susu. Kerusakan susu dapat dihambat apabila penanganan sejak dari peternak dilakukan secara sehat, bersih dan diadakan usaha untuk meningkatkan keawetan susu segar. Salah satu usaha tersebut pendinginan susu. Proses pendinginan mampu menghambat aktivitas mikroorganisme perusak, sehingga dapat memperpanjang daya simpan susu segar.

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwiyoto, S. 1983. Tehnik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty, Yogyakarta

Legowo, A.M., Kusrahayu., dan Mulyani.S. 2009. Ilmu dan Teknologi Susu. BP UNDIP. Semarang

SNI (Standar Nasional Indonesia). 1992. SNI 01-3141-1992 tentang Syarat Mutu Susu Segar. Dewan Standarisasi Nasional-DSN, Jakarta.